Kenalan Sama Minuman Tradisional Nusantara
Dua tahun lalu ketika masyarakat demam akan jamu Empon-empon, minuman tradisional Nusantara kembali mendapat panggungnya. Yuk kita lihat juga berbagai minuman tradisional Nusantara lainnya yang tak kalah berkhasiat, bahkan konon merupakan rahasia para pendekar zaman kerajaan.
Tahukah kamu, tradisi minuman jamu diperkirakan sudah ada sejak 1300 M di bumi Nusantara? Sebuah catatan Kerajaan Mataram menyebutkan, kala itu para wanita menumbuk dan meracik jamu, sementara kaum pria yang bertugas mencari bahan-bahannya.
Artefak berupa alat penumbuk jamu ditemukan di situs arkeologi Liyangan yang berlokasi di lereng Gunung Sindoro, Jawa Tengah. Bahkan gambaran masyarakat yang sedang meracik jamu ditemukan di relief Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Brambang, dan beberapa lokasi lainnya. Konon, di zaman dulu, rahasia kesehatan dan kesaktian para pendekar dan bangsawan kerajaan berasal dari latihan ilmu bela diri dan kebatinan, plus racikan minuman tradisional. Kala itu, ada profesi khusus peracik jamu yang disebut ’Acaraki’.
Bagi kita yang hidup di era modern, jangan lupakan khasiat dari berbagai minuman tradisional Nusantara. Mari hidupkan kembali tradisi luhur di rumah kita!
Tegal: Wedang Alang-alang
Bicara soal wedang, biasanya langsung identik dengan wedang uwuh yang populer sebagai oleh-oleh kota Yogyakarta. Tak banyak yang kenal Wedang Alang-alang, kearifan lokal Tegal yang sudah turun-menurun dipakai untuk menghangatkan badan dan menangkal gejala pilek. Tidak sulit untuk membuatnya, mari kita coba kreasikan di dapur kita.
Madura: Wedang Pokak
Pada masa darurat karantina Covid19 di Surabaya tahun lalu, nama Wedang Pokak beredar dan jadi dikenal luas karena disajikan oleh wali kota di dapur umum. Inilah minuman tradisional Jawa Timur yang dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Wedang Pokak mengandung nutrisi baik dari rempah sereh, jahe, cengkeh, sahang, bunga lawang, daun pandan, dan kayu manis.
Kudus dan Pati: Wedang Coro
Eits, jangan bayangkan coro yang di bahasa daerah tertentu identik dengan serangga ya hehehe. Wedang Coro (atau dikenal juga di Jepara sebagai Adon-adon Coro) namanya diambil dari kata “cara” karena minuman ini dapat diracik melalui beberapa cara. Seperti apa itu? Cek resepnya di bawah!
DKI Jakarta: Bir Pletok
Salam kenal dari Bir Pletok, minuman khas dari masyarakat Betawi sejak era kolonial Belanda. Bir Pletok konon terinspirasi dari fenomena orang-orang Belanda di Batavia yang biasa minum bir dingin bersama-sama untuk menyegarkan tubuh setelah bekerja seharian. Masyarakat Betawi kemudian meracik versi mereka sendiri dari rempah lokal untuk menyegarkan badan lelah.
Maluku Utara: Air Guraka
Tak hanya dari Pulau Jawa, pulau-pulau lain di Nusantara juga punya pesona minumannya tersendiri. Salah satunya Air Guraka yang terbuat dari bahan utama jahe dan gula merah yang menghangatkan badan dan memberi energi.
Makassar: Saraba
Penggemar susu hangat di malam hari, jangan ketinggalan mencoba racikan Saraba! Di kota asalnya, minuman yang agak mirip bandrek ini biasa disantap bersama camilan pisang goreng. Hmm seperti apa sensasi perpaduannya? Mari kita coba di rumah!
Selain berbagai minuman tadi, masih banyak kekayaan varian minuman tradisional Nusantara yang menarik untuk kita coba: Jamu Kunyit Kencur, Wedang Jahe Serai Gula Merah, Wedang Jahe Susu, Kunyit Asem Sirih, atau Beras Kencur Jahe. Tinggal cek isi dapur, bahan apa yang kebetulan tersedia, kamu pun bisa nikmati minuman khas Nusantara versi dapurmu.
Meracik minuman apa minggu ini? Bagikan resep dan tipsnya di Cookpad ya!