Rempeyek si Pengobat Rindu
Berniat untuk tetap bisa membantu perekonomian keluarga disaat mendampingi suami melanjutkan studi di negeri orang, Trixie yang senang berjualan sejak masih remaja, sukses menjadikan rempeyek (peyek) sebagai sumber lain pendapatan dan pengobat rindu masyarakat Indonesia di kota Birmingham, Inggris.
Nama aslinya adalah Trixaningtyas Gayatri, tetapi dia lebih dikenal dengan nama Trixie Gayatri atau Teh Trixie (panggilan khas dari teman-teman dekatnya), merupakan salah seorang kreator atau penulis resep di Cookpad yang berkontribusi aktif membagikan resepnya sejak tahun 2015. Perkenalan awal Teh Trixie dengan Cookpad diingatnya samar-samar.
Baginya, memasak bukan sesuatu hal yang baru karena kegiatan ini sudah ditekuninya sejak dia masih kuliah. “Saat itu di Bandung, setiap minggu ada pasar kaget di lapangan Gasibu. Sementara orang-orang berolahraga, saya dan dua orang sahabat berjualan di sana. Dulu saya yang membuat kue basah, teman-teman saya membantu menjualnya. Lumayan juga hasilnya saat itu untuk nambah uang saku dan sekalian mejeng.” ujarnya.
Dalam dunia manajemen keuangan, kita mengenal istilah subsidi, bentuk bantuan yang diberikan kepada suatu bisnis untuk mencegah kerugian pada industri tersebut dan dia menerapkan metode tersebut saat dulu berjualan dengan niat dan tekad dagangannya harus laku terjual. “Saya pakai metode subsidi silang untuk menentukan harga. Kue premium saya jual murah, sama dengan harga kue-kue yang biasa dan sebaliknya, kue yang biasa saya jual dengan harga yang lebih tinggi dari normalnya. Pokoknya pas dulu itu, saya selalu mikir gimana caranya supaya jualan saya laku dibeli orang dan mereka tetap hepi.”
Rupanya, ketekunan dan keuletan Trixie terus tertanam dalam dirinya sampai pada puncaknya dia harus keluar dari zona nyaman. Sebagai seorang istri dan ibu dari tiga orang anak, Trixie terpaksa harus meninggalkan Indonesia demi menemani suami untuk menempuh pendidikan di kota Birmingham, Inggris pada tahun 2014. Begitu pula dengan pekerjaannya sebagai seorang ASN (Aparatur Sipil Negara) di Jakarta Pusat, harus ditinggalkannya. Saat itu, dia mengambil cuti istimewa (di luar tanggungan negara) selama tiga tahun lamanya.
Selama tinggal di sana, dia harus berjuang sendiri tanpa asisten rumah tangga untuk mengurus rumah, memasak dan urusan domestik lainnya. Di tengah kesibukannya tersebut, dia merasa masih ada hal yang kurang, sesuatu yang menurutnya ‘hilang’. Berbekal pengalaman dan kemampuannya dalam hal memasak, Trixie melakukan observasi tentang makanan apa yang paling dirindukan atau disukai orang-orang Indonesia yang saat itu tinggal di sana.
“Mungkin karena terbiasa punya penghasilan sendiri, saya jadi kangen ya. Saya akhirnya memutuskan untuk berjualan peyek, pakai resep ibu mertua yang memang enak banget. Saya pilih peyek karena bahan-bahannya ada semua di sana jadi lebih mudah untuk membuatnya.” kenangnya.
Peyek adalah produk jualan Trixie yang menurutnya jadi legenda bagi orang Indonesia khususnya yang saat itu tinggal di sana. “Peyek saya laku keras sampai pembeli harus pesan dan antri selama dua minggu saking banyaknya yang pesan.” tambahnya.
Sebuah motivasi sederhana yang sering kita dengar yaitu hasil tidak akan mengkhianati usaha. Jika kita berusaha dengan sungguh-sungguh maka hasil yang diperoleh akan sebanding dengan pengorbanan yang sudah dikeluarkan. Begitu pula dengan pengalaman Trixie yang merantau di negeri orang, tidak menjadi penghalang karena dia mempunyai modal keberanian, kepribadian yang luwes, dan tentunya diiringi dengan kemampuan memasaknya. “Saya bukan ahli dalam memasak tapi saya tahu teknik dasar dalam memasak. Saat itu saya berusaha untuk gak pusing cari apa yang bagus, apa yang enak tapi apa yang ada, itu yang kita berdayakan. Padahal cuma peyek ya, tapi itulah yang membukakan jalan saya sehingga bisa ketemu orang-orang baru. Selain peyek yang membawa kenangan indah, saya juga pernah dipercaya menyuplai katering untuk kru lokal dan penonton yang terdiri dari mahasiswa-mahasiswa Indonesia di Birmingham saat ada turnamen badminton All England selama dua tahun berturut-turut di tahun 2016-2017.” ungkapnya.
Memberdayakan = membukakan jalan rezeki
Setelah dia dan keluarga kembali ke Indonesia, Trixie langsung aktif meneruskan pekerjaannya begitu pula dengan bisnis kulinernya. Berbekal pengalaman yang ada, dirinya merasa punya kewajiban melanjutkan bisnis, ditambah dengan misinya untuk bisa lebih bermanfaat untuk lingkungan sekitar. Dukungan orang-orang terdekat serta sahabat dan teman sejawat makin menguatkan dia untuk secepatnya memulai bisnis tersebut. “Momen ini merupakan titik balik saya dalam menjalani usaha karena ternyata banyak yang mendukung, membantu saya merintis bisnis dan mereka juga membeli dagangan saya sampai akhirnya cakupan pasar saya meluas. Hingga hari ini saya selalu merasa bersyukur karena dengan usaha ini, saya bisa bantu memberi ‘uang saku’ untuk tiga orang asisten yang membantu bisnis di tempat saya tinggal sekarang. Ya, walaupun nilainya di bawah UMR ya, tapi seenggaknya penghasilan itu tetap.”
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, adakalanya dia merasa penat atau kewalahan dengan kesibukannya, ditambah harus menjadi istri dan ibu siaga untuk keluarga, namun Trixie tidak ingin kehilangan momen ini karena dia sangat menyukai pekerjaan yang dia miliki sekarang, diiringi dengan keteguhan hati yang menguatkan dirinya untuk selalu bisa memberikan dampak untuk lingkungan sekitar.
“Yang saya lakukan saat ini mungkin masih belum seberapa jika dibandingkan dengan orang lain, tapi sekecil apa pun ilmu yang saya miliki, sebisa mungkin saya ingin ajarkan kepada orang lain agar mereka juga bisa bertumbuh. Dulu, asisten saya ini sama sekali gak bisa masak, tapi karena dia juga mau pintar maka frekuensi kita bersatu hingga akhirnya sekarang dia udah naik pangkat jadi mandor dapur. Saya juga sering ingatkan kepada mereka bahwa kita sebagai perempuan pun harus bisa menghasilkan pendapatan sendiri agar bisa mandiri di kemudian hari.” imbuhnya.
Trixie saat ini menjadi anggota komunitas Cookpad Indonesia di wilayah Depok dan sudah membagikan sebanyak 491 resep yang bervariasi jenisnya. Hal favoritnya di Cookpad adalah bisa berinteraksi dengan sesama pejuang dapur di seluruh Indonesia dan berguru dengan sesama anggota komunitas yang punya pengalaman lebih khususnya di bidang baking dan bakulan. Trixie pun tidak jarang membagikan ilmunya dengan sesama anggota komunitas dengan sharing tentang kiat-kiat merintis bisnis, baik di dalam kota maupun di luar pulau. Tidak sedikit pula resep-resep yang dia bagikan di Cookpad menjadi sumber rezeki bagi orang lain. Baginya, itu adalah bagian dari perjalanan misinya untuk bisa memberdayakan lingkungan sekitar dan membuat mereka bertumbuh bersama.
Pengalaman Trixie bisa jadi sama dengan pengalaman orang yang lain, namun setiap proses yang dijalaninya pasti akan berbeda. Perjalanan kesuksesan seseorang sangat bisa menjadi contoh untuk kita pelajari dan pemicu agar kita bisa termotivasi olehnya. Keteguhan hati, kemampuan untuk melihat peluang serta niat untuk memajukan sesama adalah kunci dari seorang Trixie. Bukan soal ada atau tidaknya, tapi kalau mau ada, jelas harus dibayar dengan sebuah pengorbanan yang besar agar kelak kita bisa menuai hasilnya dan layak dirayakan bak sebuah perjamuan penuh makna.