BPOM Indonesia kembali mengingatkan masyarakat akan adanya regulasi Nomor 31 tahun 2018, yang menyatakan Kental Manis nggak boleh diseduh atau diminum langsung dan diberikan pada anak <1 tahun.

Para produsen pun turut merespons teguran BPOM dengan mengganti istilah SKM alias Susu Kental Manis menjadi Kental Manis (KM) saja. Satu catatan untuk kita, BPOM masih mengizinkan Kental Manis (KM) digunakan untuk topping camilan dan minuman, dengan takaran secukupnya.

Survey ke 85 anggota komunitas Cookpad


Ada apa sesungguhnya di balik Kental Manis, sehingga kita harus mengonsumsinya dengan takaran tertentu? Stephanie Gabriela Handy dari @foodquickfacts mengajak kita untuk teliti membaca label kemasan sebelum mengolah asupan pangan untuk keluarga. “Jadi, kalau kita perhatikan labelnya, Kental Manis itu kandungan proteinnya kecil, sedangkan gulanya tinggi sekali; coba bandingkan dengan susu UHT misalnya, pasti proteinnya jauh lebih tinggi dan kandungan gulanya jauh lebih rendah.”

Mengenai hilangnya istilah “susu” dari produk Kental Manis (KM), hal itu ia rasa wajar karena memang lebih sesuai dengan panduan BPOM. “Di kategorisasi BPOM, produk minuman yang terbuat dari susu tapi proteinnya rendah, biasa disebut dengan istilah Minuman Susu atau Minuman Mengandung Susu, tidak boleh “susu” saja. Pada produk Kental Manis, karena kandungan gulanya yang tinggi, itu bahkan tidak bisa dimasukkan kategori Minuman Susu.”

Salahkah gula? Tentu tidak, karena gula bermanfaat memberikan energi dan menjaga semua organ tubuh kita berfungsi normal. Hanya saja, kita perlu mengonsumsinya dengan takaran yang tepat - terutama sambil memperhatikan gaya hidup kita sekarang. “Zaman dahulu, orang yang banyak kerja fisik, sehingga konsumsi gula dalam jumlah banyak masih lebih aman, karena memang dibutuhkan untuk mengisi energi tubuh,” ujar Stephanie. “Tapi sekarang kondisinya sudah berbeda, kita nggak terlalu banyak aktivitas fisik; konsumsi karbohidrat saja sudah harus dibatasi, apalagi konsumsi gulanya. Jadi saya lihat, BPOM mau kasih edukasi saja kalau konsumsi Kental Manis itu bukan untuk kesehatan, tapi hanya untuk rekreasional.”

Resep Roti Kukus Autolysis (dengan lebih sedikit Kental Manis) oleh Anatasia Apri

Kental Manis bukan bahan yang asing di dapur-dapur Indonesia; rasanya hampir tiap rumah tangga pernah memakai bahan dalam kegiatan sehari-harinya, dari untuk salad buah, jus, dan lain-lain. Berdasarkan survey, ternyata mayoritas anggota komunitas Cookpad memakai Kental Manis untuk baking (31,8%), baru di posisi kedua untuk campuran minuman (30,6%). Di posisi terakhir, 22,4% responden memakainya untuk topping saja. Sisanya memakai Kental Manis secara merata untuk baking, topping, maupun minuman.  Kental Manis memang sangat dekat dengan aktivitas baking. “Sebagai substitusi susu cair untuk mendapatkan harga yang ekonomis, tapi masih menghasilkan warna yang bagus. Saya suka mengurangi takaran gula jika memakai krim kental manis ini, karena sudah terdapat kandungan gulanya,” ujar @Iyussugesti.

Resep Creamy Fruit Salad oleh Mira_Jabir

Memang, lebih dari setengah responden (51.2%) menyatakan ingin mengurangi pemakaian Kental Manis setelah mengetahui info dari BPOM tersebut, tapi juga mengakui sulit untuk benar-benar meninggalkannya.

1 = Tidak Pernah dan 5 = Setiap Hari


Kental Manis memang sulit untuk dihilangkan dari aktivitas baking maupun meracik minuman di rumah.  Sejumlah alasan yang dikemukakan para responden mengenai keunggulan Kental Manis antara lain dari sisi kepraktisan - Kental Manis murah dan mudah dibeli di mana saja, punya banyak kegunaan di berbagai resep dan bisa memberi rasa legit yang khas. Sebagai topping, Kental Manis mudah untuk merekatkan berbagai bahan topping di kreasi baking kita. “Semisal topping untuk pisang goreng cokelat, daripada penggunaan taburannya gula pasir, lebih cocok menggunakan Kental Manis,” ujar @Lailazegaff. “Manis, creamy, lengket, cocok banget untuk campuran makanan yang membutuhkan bahan seperti KM, contohnya: Gethuk, menempelkan keju topping donat, dll,” komentar @indahmei. Bicara soal keunggulan lainnya, Dapur Mama DeFa berkomentar, “Umur penyimpanan Kental Manis lebih lama daripada UHT ataupun susu murni; hanya lebih manis saja.”


Meski demikian, di sisi lain para pengguna juga sadar akan aspek risiko bagi kesehatan gigi, penambahan berat badan maupun penyakit degeneratif seperti diabetes yang mengintai saat mengonsumsi Kental Manis terlalu sering. “Selain itu, setelah dibuka jika tak disimpan di lemari pendingin akan mudah berjamur,” ujar Mita.W#MommyFayzel#


Bagaimana, apa bisa tenang menyajikan olahan Kental Manis untuk keluarga di rumah? Selain memperhatikan takarannya, kita juga bisa merotasi pemakaian Kental Manis - di resep tertentu yang memakai Kental Manis, kita gantikan dengan bahan lain. Saat membutuhkan bahan alternatif untuk mengganti Kental Manis di berbagai resep, berikut sejumlah rekomendasi dari para pengguna:

  • Susu segar
  • Susu evaporasi
  • Susu UHT full cream
  • Sirup gula pasir homemade
  • Krimer nabati
  • Susu evaporasi
  • Susu rendah lemak
  • Gula pasir
  • Susu bubuk + sedikit air
  • Santan
  • Krimer bubuk
  • Homemade KM dari susu low-fat
  • Susu almond
  • Madu
  • Susu kambing
  • Palm sugar
Tips Membuat Kental Manis Homemade oleh Ira Pramesti

Kuncinya, kita perlu membedakan kapan Kental Manis bisa digantikan. “Kalau untuk topping makanan dan minuman sepertinya KM susah untuk digantikan, tapi kalau untuk campuran minuman dan makanan memang aku lebih suka pakai susu evaporasi atau skip pemakaian Kental Manis-nya,” simpul Adelia Firdaus.